Nama: Adam
Tirtaputra NPM:
10512115
Kelas: 2PA09
1. Jelaskan mengenai sejarah psikologi klinis dan
perkembangannya hingga sekarang ini !
Sejarah Psikologi Klinis
Pada awalnya sebelum Perang Dunia II, psikologi klinis
di Amerika Serikat hanya terbatas pada penggunaan tes psikologis, untuk
menegakkan diagnosis gangguan yang dialami individu. Hal ini tidak mengherankan
karena psikologi klinis dikembangkan oleh dokter yang dulunya disebut
diagnostisian (lih. Yalom, 2005,sebuah buku novel tentang Freud muda dan
mentornys Breuer). Baru setelah perang usai, psikologi klinis mulai
dikembangkan untuk menangani veteran yang mengalami gangguan mental pasca
perang. Kebanyakan veteran tersebut mengalami gangguan mental pasca trauma di
akhir tahun 1940an dan awal tahun 1950an. Semenjak itulah psikoterapi mulai
berkembang dalam praktik psikologi klinis, terutama untuk menangani kasus-kasus
gangguan pasca trauma tersebut.
Jurnal psikologi klinis terbitan American
psychological Association (APA) terkini menunjukkan bahwa psikologi klinis
telah merambah ke semua lini kehidupan baik itu di tingkat individu, keluarga,
kelompok, organisasi, masyarakat luas, maupun dunia global. Psikologi klinis
tidak hanya untuk kesehatan mental saja tetapi juga untuk kesehatan fisik,
tidak hanya untuk individu saja tapi untuk masyarakat. Orientasi
psikologi klinis tidak hanya dalam sektor pribadi saja tetapi juga sektor
publik, dan tidak hanya berdasarkan psikopatologi tapi lebih pada kesejahteraan
masyarakat. Di sini terlihat bahwa psikologi klinis bukan bidang statis, tapi
berkembang pesat sesuai tuntutan zaman.
Di indonesia, seperti juga di dunia, usia Psikologi dibandingkan dengan ilmu
pengetahuan lain relatif masih amat muda. Psikologi di indonesia berawal dari
biro (nama biro di sini identik dengan kantor yang menangani suatu urusan)
Psikoteknik peninggalan Belanda, di Universitas Indonesia (UI) oleh Prof.
Slamet Iman Santoso. Almarhum adalah seorang Psikoterapi dan mengembangkan
program studi Psikologi di UI awal tahun 1950 di Fakultas Kedokteran. Di
Universitas Padjajaran (UNPAD), Psikologi berkembang dari Biro Psikologi
Angkatan Darat. Di Yogyakarta, Psikologi berkembang dari bidang pendidikan.
Sebelum tahun 1965, psikologi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Sastra,
Pendidikan dan Filsafat, di Universitas Gadjah Mada (UGM). Baru pada tanggal 8
januari 1965, jurusan tersebut mandiri menjadi Fakultas Psikologi UGM.
Definisi
& Pembahasan
Psikologi klinis merupakan salah satu jenis psikologi terapan yang sampai
sekarang masih sering dipertanyakan arti, kedudukan, dan perannya jika
dibandingkan dengan psikiatri. Psikiatri sering dianggap sebagai cabang ilmu
kedokteran yang sudah lebih mudah dipahami orang kebanyakan, ialah cabang
kedokteran yang menangani penyakit, atau istilah yang dianggap lebih tepat saat
ini adalah gangguan kejiwaan. Dalam hal psikologi klinis, bahkan istilah
psikologi saja masih banyak orang yang tidak mengetahuinya. Bahkan sejak
pertama kali digunakan, pada tahun 1530-an, telah terlihat adanya
ketidakpastian mengenai materi apa yang sebenarnya dibahas dalam psikologi itu.
Philip Melachton yang pada tahun tersebut merencanangkan adanya psikologi
sebagai substansi matakuliah perilaku; ia menyatakan bahwa substansi atau
materi psikologi adalah substansi yang melengkapi faal tubuh, malaikat, setan,
dan Tuhan yang memunculkan gejala perilaku. Dapat dibayangkan rumitnya, apa
yang dihadapi psikologi klinis kalau psikologi dianggap ilmu tentang materi
tersebut. Kemudian, para fungsionalis
menganggap bahwa materi psikologi adalah mental atau fungsi psikis, seperti
emosi dan daya pikir. Namun hal tersebut tidak cukup sederhana untuk dipahami,
karena hampir seluruhnya
merupakan gejala yang tidak dapat diketahui/diamati secara langsung.
Pada tahun 1920-an, muncul Watson yang menghendaki adanya materi psikologi
berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang obyektif, dapat diukur dan
diamati, ialah perilaku teramati semata-mata, yang bagi penentangnya dianggap
menghilangkan “ruh” psikologi. Oleh karena itu, hanya sebagian dari psikologi
klinis yang menerima syarat ilmiah; yang tidak bergabung ini, kemudian
“bergabung” dalam gerakan “pascamodern”. Perkembangan psikologi berikutnya
menjadi lebih rumit lagi, karena sangat banyak mengikuti perkembangan
filsafat dan budaya, bahkan agama, terutama tentang hakekat manusia dan
metodologi ilmu yang merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu
epistemologi. Jadi, psikologi klinis sesuai dengan perkembangan materi
psikologi pada umumnya, juga menghadapi masalah yang sama, yakni kerumitan
mengenai apa yang sebenarnya dibaca oleh psikologi, yaitu jiwa, ruh, mental,
perilaku, pengalaman, penghayatan, dan lain-lain.
Psikologi klinis dapat diartikan secara sempit atau
luas, secara sempit psikologi klinis tugasnya adalah mempelajari orang-orang
abnormal atau subnormal. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes
yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan
di rumah sakit. Secara luas, psikologi klinis merupakan bidang psikologi yang
membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan emosional pada
manusia, tidak memandang apakah abnormal atau subnormal.
Psikologi klinis meneropong gejala-gejala yang dapat mengurangi kemungkinan
manusia untuk berbahagia. Kebahagian erat hubungannya dengan kehidupan
emosional-sensitif dan harus dibedakan dengan kepuasan yang lebih berhubungan
dengan segi-segi rasional, intelektual (Yap kie Hien, 1968). Phares (1992),
psikologi klinis menunjuk pada bidang yang membahas kajian, diagnosis dan
penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder)
atau tingkah laku abnormal.
Istilah Psikologi Klinis
Penggabungan istilah psikologi yang terkait dengan psikologi akademik atau
psikologi sebagai ilmu, dengan istilah klinik yang artinya tempat orang
berobat. Dan dilakukan pertama kali oleh L Witmer (Arieti, 1959 & Phares,
1993). Dari penggabungan ini dapat dilihat bahwa bidang terapan ini berpijak
pada dua displin ilmu yang berbeda yakni psikologi akademik dan kedokteran,
khususnya psikiatri.
Klinik Psikologi pertama kali didirikan Witmer pada tahun 1890. Pada klinik ini
tugas Psikologi adalah memeriksa anak-anak yang mengalami kesulitan menerima
pelajaran. Klinik Psikologi pada waktu itu tidak bergerak sebagai badan
pelayanann bagi orang sakit atau orang-orang yang mengalami gangguan
penyesuaian diri, tetapi merupakan badan pendidikan. Oleh karena berasal dari
dua displin ilmu yang berbeda Psikologi dan Psikiatri, maka timbul beberapa
masalah dalam Psikologi Klinis, yakni dalam hal identitas, definisi
istilah-istilah dan kewenangan melakukan psikoterapi.
Seringkali psikolog dan kedokteran menggunakan istlah-istilah yang sama,
sebagai contoh emosi, kesadaran, pemikiran, stereotipi, dll. Kedua disiplin ini
mempunyai penjelasan dan perincian yang berbeda untuk istilah-istilah tersebut.
Sebagai contoh, kalangan psikiatri memandang emosi sebagai suatu sifat umum dan
bertentangan dengan rasio. Kalangan psikologi berpendapat bahwa emosi ada
bermacam-macam dan bergantung pada penilaian (erasional) atas situasi-situasi
yang dihadapinya, jadi lebih membahas pengalaman-pengalaman emosi yang
spesifik.
2. Jelaskan manfaat dari psikologi klinis!
Psikologi
klinis adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam
memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal. Sehingga manfaatnya dapat memahami keadaan psikologis
individu yang tidak normal, dapat mencegah psikologis individu yang tidak
normal, dapat memulihkan keadaan psikologi individu dari yang tidak normal
menjadi normal. Membuat suatu terobosan baru dalam ilmu psikologi dan mampu
membantu orang lain yang kurang mampu, bisa juga untuk kegiatan sosial untuk
psikologi sendiri.