Jumat, 08 November 2013

Pengaruh Internet Terhadap Kenakalan Remaja

PENGARUH INTERNET TERHADAP KENAKALAN REMAJA

1. PENDAHULUAN
            Internet merupakan jaringan global antar komputer untuk berkomunikasi dari suatu wilayah ke wilayah lain di belahan dunia. Dalam internet terdapat berbagai macam informasi, baik yang memberikan manfaat maupun berdampak negatif. Semua informasi itu dapat diakses lewat internet. Penggunaan internet berkembang dengan pesat. Kini masyarakat dapat dengan mudah mengakses internet di warnet atau melalui laptop dengan modem ataupun wireless-connected, bahkan lewat HP. Dengan jaman yang semakin modern mengakses sesuatu dengan menggunakan internet tersebut sangatlah mudah, tidak ada kesulitan tersendiri dalam mengkses internet. Dan juga karena penggunaan internet yang cukup terjangkau dewasa ini membuat semakin banyak orang-orang yang menggunakan internet. Pada awalnya internet itu ada karena adanya pengaruh globalisasi yang ada di dunia ini dan merupakan bawaan dari budaya barat yang sangat marak sekarang ini. Peran globalisasi sangatlah besar dalam mengembangkan alam pikiran manusia karena jaman sekarang globalisasi sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Globalisasi merupakan proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Dengan adanya globalisasi di jaman sekarang, membuat orang-orang lebih mudah untuk mengerjakan sesuatu hal, sebagai contoh penggunaan komputer dan laptop yang semakin marak di dunia pekerjaan dan pendidikan yang membuat dunia pekerjaan dan pendidikan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan jaman dahulu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pola pikiran manusia sangatlah berperan penting.
            Globalisasi sangatlah berdampak ke dalam kehidupan masing-masing orang, seperti halnya dikotomi apabila ada dampak positif dari globalisasi maka juga akan ada dampak negatif dari adanya globalisasi tersebut terhadap pola alam pikiran manusia. Yang pertama adalah dampak positif dari masuknya globalisasi dan mengembangkan pola pikir manusia: dengan adanya globalisasi membuat ilmu pengetahuan menjadi lebih menarik untuk diselidiki dicari karena kemudahan akses dalam mencari ilmu pengetahuan itu tersebut, sebagai contoh website yang sangat terkenal untuk mencari ilmu pengetahuan adalah Google dan wikipedia, dengan adanya Google dan Wikipedia, membuat segala sesuatu pengetahuan hanya dapat kita temui dengan satu klik saja dan kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi sekarang dan hal terbaru apa saja yang sedang terjadi sekarang, tentu saja hal ini sangat memudahkan setiap orang yang ingin mencari tahu tentang ilmu pengetahuan. Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang pengaruh internet yang ada terhadap kenakalan remaja itu sendiri. Apa saja dampak dari pengaruh internet terhadap kenakalan remaja, beserta juga saran dan kesimpulan yang meliputi solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang ada.

2. PEMBAHASAN
            Penyebab media internet berpengaruh terhadap Perilaku Kenakalan Remaja. Internet telah mengkonstruksi dunia maya menjadi dunia tanpa batas, dunia kebebasan, yang bisa dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa saja. Manusia yang menggunakannya disediakan ruang yang sebebas-bebasnya. Internet menyediakan sejumlah fasilitas yang dapat digunakan antara lain words wide web (www), electronic mail (e-mail), mailing list, file transfer protocol (FTP), newsgroup, chat group, situs networking dan lain-lain. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja serta transaksi bisnis lainnya, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual word (dunia maya).
Menurut Setiawan (2009), Salah satu kelemahan internet yang paling nyata dan merusak adalah item-item asusila yang tak bermoral dengan mudah diakses di jaringan internet. Jaringan pertemanan pun dipergunakan untuk memesan sekaligus menjual ganja. Dewasa ini tidak sedikit siswa menghabiskan harinya di warung internet (warnet) sekedar untuk chatting atau main game online. Bahkan di sebuah kota di Jawa Barat pernah ditemukan kasus banyaknya siswa yang ketagihan games online. Para siswa menjadi lupa waktu, bahkan sampai memakai uang bayaran sekolah untuk membayar sewa game online, hal ini menunjukkan gejala perilaku kenakalan pada remaja.
Dampak negatif dalam perkembangan moral dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa ijin. Berkaitan dengan hal ini banyak orangtua yang mengajarkan anak-anaknya untuk tidak mencuri bahkan mungkin memberikan hukuman bila anaknya melakukan tindak pencurian. Bila hal tersebut dilakukan dengan perangkat internet (contohnya mengunduh secara illegal baik lagu atau film dengan berbagai cara), maka punishment dari orangtua sering dan bahkan tidak pernah diterapkan.
            Seto Mulyadi dalam makalahnya dengan tema “Dampak Internet Pada Perkembangan
Remaja” yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Gunadarma pada tanggal 1 Juni 2011
mengungkapkan bahwa menurut beberapa ahli dampak negatif dari pemaparan internet terhadap remaja diantaranya:
1.    Dampak pada perkembangan fisik. Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari internet adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga akan banyak mengurangi dalam bergerak. Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi yang dipancarkan dari perangkat internet. Selain itu obesitas/kegemukan juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas/kegemukan pada remaja dapat memicu terjadinya ketidak seimbangan hormonal dan metabolism yang akan menggiring terjadinya serangan jantung premature.
2.    Dampak pada perkembangan emosi dan sosial. Pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak kuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu, sedangkan umpan balik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
3.    Dampak pada perkembangan inteligensi. Beberapa ahli mengusut tentang pengaruh internet dalam perkembangan inteligensi karena internet sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah ataupun di lingkungan sekolah. Remaja saat ini mungkin menggunakan otak mereka jauh berbeda dengan remaja di generasi sebelumnya. Dapat berarti bahwa teknik pengajaran saat ini dan metode pengujian belum tentu efektif dalam mengestimasi kecerdasan mereka.
4.    Dampak pada perkembangan moral. Dampak pada perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.
            Dapat  disimpulakan bahwa perilaku kenakalan pada remaja yang dipengaruhi oleh media internet antara lain adalah:
1.    Perkelahian sebagai akibat dari kecanduan game online yang bertema kekerasan, peperangan, terorisme.
2.    Perkataan yang kasar, kotor, tidak senonoh, saling mengejek antar teman yang berawal dari penulisan “status” di facebook atau twitter dan jejaring sosial lainnya.
3.    Penipuan, melalui media internet rentan sekali penipuan dengan memasang iklan-iklan jual beli barang dengan harga murah.
4.    Pemalsuan identitas, melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain dengan menemukan teman yang baru dikenalnya sehingga memudahkan untuk menipu dan dapat menghindar dari tanggung jawab jika melakukan tindakan merugikan orang lain.
5.    Penculikan, banyak terjadi penculikan gadis remaja karena berkenalan dengan temannya di facebook untuk bertemu di dunia nyata sehingga membawa kabur gadis remaja tersebut.
6.    Perbuatan asusila, seperti perkosaan, pencabulan, seks bebas, sebagai akibat dari melihat gambar/ video porno di internet.
7.    Membolos sekolah, karena begadang kecanduan game online sampai larut malam bahkan sampai pagi
8.    Berbohong pada orang tua, karena kecanduan internet membutuhkan biaya untuk ke warnet atau membeli pulsa modem.
            Penyebab terjadinya Kenakalan Remaja, Sigmund Freud dalam Sudarsono (2005), mengemukakan bahwa sebab utama dari perkembangan tidak sehat, ketidak mampuan menyesuaikan diri, dan kriminalitas anak dan remaja adalah konflik-konflik mental, rasa tidak dipenuhi kebutuhan pokoknya seperti rasa aman, dihargai, bebas memperlihatkan kepribadian dan lain-lain

3. ANALISIS
Dilihat dari pembahasan di atas ternyata banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan dari internet untuk kasus kenakalan remaja itu sendiri, dapat dikatakan bahwa internet ternyata membawa dampak buruk. Tetapi kita tidak dapat mengelak lagi dari internet tersebut karena banyak juga dampak positif yang diberikan pada internet seperti memudahkan pekerjaan kita, chatting yang mampu mendekatkan orang yang jauh keberadaannya, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak-dampak negatif yang diberikan dari internet pada kasus kenakalan remaja ini, dapat diberikan solusi-solusi yang membantu untuk mengurangi kenakalan remaja itu sendiri yang berasal dari internet. Berikut solusi-solusinya:
1.  Upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan terarah untuk menjaga agar kenakalan itu tidak terjadi. Dalam upaya preventif ini Dadang Hawari (2010), memberikan petunjuk berinternet bagi anak dan remaja, dan dapat dilakukan di lingkungan :
a. Keluarga, yaitu:
(1)     Beritahukan kepada anak dan remaja tentang dampak positif dan negatif internet.
(2)     Usahakan untuk menyediakan internet di rumah dan meletakkan computer yang mudah dilihat dengan memblokir terlebih dahulu situs-situs yang dianggap tidak layak untuk anak remaja, sehingga mudah diawasi ketika sedang berinternet.
(3)     Awasi perubahan sikap dan perilaku anak dan remaja, serta bangun komunikasi yang tepat sehingga anak dan remaja tidak takut berbagi pengalamannya berinternet dengan orang tua.
(4)     Beritahukan situs-situs seru yang cocok dengan usianya, sehingga anak dan remaja tidak mencari sendiri situs-situs yang masuk dalam situs orang dewasa.
(5)     Jangan biarkan anak dan remaja berselancar di dunia maya berjam-jam, dengan membatasi penggunaan internet anak dan remaja diarahkan untuk berinternet dengan hal-hal yang positif.
b. Sekolah, yaitu:
(1)     Guru memberikan pemahaman kepada para siswa mengenai dampak positif dan negative dari media internet.
(2)     Sekolah dalam menyediakan layanan internet di sekolah berupa wireless atau hotspot hendaknya diblokir dahulu situs-situs yang tidak layak dilihat anak dan remaja.
(3)     Guru dalam memberikan tugas-tugas dari internet disesuaikan dengan kemampuan siswa dengan mengarahkan pembelajaran melalui e-Learning, e-mail, thinkquest.
(4)     Guru turut aktif dalam jejaring sosial facebook, twitter dan lain-lain tiada lain untuk mengawasi anak didik dalam bergaul di internet.
c. Masyarakat dan Pemerintah, yaitu:
(1)     Ketegasan dan kejelasan dalam pemberlakuan peraturan perundangan tentang penggunaan media Informasi dan Komunikasi, misalnya UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik
(2)     Menutup situs-situs pornografi baik di dalam maupun di luar negeri.
(3)     Izin operasional warnet dibatasi (tidak buka 24 jam).
(4)     Setiap warnet harus menjadi anggota Asosiasi Warnet Indonesia yang pasti mempunyai Software anti pornografi yang bernama DNS Nawala.
(5)     Pengawasan dari masyarakat terhadap keberadaan warnet yang dianggap menyalahgunakan warnet.
(6)     Razia secara berkala dari aparat keamanan terhadap warnet.
2.  Tindakan Kuratif, setelah upaya preventif dilaksanakan, maka selanjutnya perlu dilaksanakan tindakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan mengatasi kenakalan remaja. Menurut Salihun (2002), pembinaan khusus ini sebagai kelanjutan usaha atau daya upaya untuk memperbaiki kembali sikap dan tingkah laku remaja yang melakukan kenakalan dengan tujuan agar remaja tersebut dapat kembali memperoleh kedudukannya yang layak di tengah-tengah pergaulan sosial dan berfungsi secara wajar. Prinsip pembinaan khusus ini adalah:
(1)     Sedapat mungkin dilakukan di tempat orang tua/walinya.
(2)     jika dilakukan oleh orang lain, maka hendaknya orang lain itu berfungsi sebagai orang tua atau walinya.
(3)     jika di sekolah atau di asrama, hendaknya diusahakan agar tempat itu berfungsi sebagai rumahnya sendiri.
(4)     di manapun remaja itu ditempatkan, hubungan kasih sayang dengan orang tua dan familinya tidak boleh diputuskan.
(5)     remaja itu harus dipisahkan dari sumber pengaruh buruk.
3.  Pembinaan Agama bagi Remaja, selain pembinaan khusus, pembinaan pada remaja juga dapat di tempuh melalui pembinaan agama. Dep.Pen.Nas (2001), Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “Usaha” tindakan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak anak masih kecil akan menjadi pengalaman yang berarti bagi remaja dalam perkembangan mereka.

KESIMPULAN
·         Dampak internet tentang kenakalan remaja sebenarnya sangatlah membawa dampak yang negatif tetapi karena internet itu sendiri tidak dapat dielakkan lagi sehingga dengan adanya solusi dari penggunaan internet untuk remaja tersebut sangatlah diperlukan untuk mengurangi dampak internet itu sendiri.
·         Media internet mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap kenakalan remaja, dan dapat memicu timbulnya perilaku dursila seperti: perkelahian; perkataan kotor, kasar, dan tidak senonoh; penipuan, pemalsuan identitas, penculikan, perbuatan asusila, membolos sekolah, dan berbohong kepada orang tua.
·         Terjadinya kenakalan remaja disebabkan dua faktor: faktor internal, yaitu faktor yang muncul dari dalam diri anak itu sendiri; dan faktor eksternal, yaitu faktor yang muncul dari luar. Selain dua faktor tersebut, juga disebabkan adanya konflik-konflik mental, rasa tidak terpenuhinya kebutuhan pokok, kemiskinan di rumah, dan ketidaksamaan sosial-ekonomi yang merugikan dan bertentangan.
·        Solusi mengatasi kenakalan pada remaja dapat ditempuh melalui tiga upaya, yaitu tindakan preventif, yang dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; tindakan kuratif, dengan mengadakan pembinaan khusus untuk memperbaiki sikap dan tingkah laku remaja yang nakal sehingga mereka kembali memperoleh kedudukannya yang layak di tengah-tengah masyarakat dan berfungsi secara wajar; dan pembinaan agama yang difokuskan pada ketaatan menjalankan ibadah shalat.

4. REFERENSI
MZ., Arifah Budhyati. (2012). Pengaruh internet terhadap kenakalan remaja. Jurnal seminar nasional aplikasi sains dan teknologi, B,426-434.



Nama: Adam Tirtaputra
Kelas: SMPS04
NPM: 10512115

Jumat, 11 Oktober 2013

Sejarah dan Manfaat dari Psikologi Klinis



Nama: Adam Tirtaputra                          NPM: 10512115
Kelas: 2PA09

1. Jelaskan mengenai sejarah psikologi klinis dan perkembangannya hingga sekarang ini !
Sejarah Psikologi Klinis
Pada awalnya sebelum Perang Dunia II, psikologi klinis di Amerika Serikat hanya terbatas pada penggunaan tes psikologis, untuk menegakkan diagnosis gangguan yang dialami individu. Hal ini tidak mengherankan karena psikologi klinis dikembangkan oleh dokter yang dulunya disebut diagnostisian (lih. Yalom, 2005,sebuah buku novel tentang Freud muda dan mentornys Breuer). Baru setelah perang usai, psikologi klinis mulai dikembangkan untuk menangani veteran yang mengalami gangguan mental pasca perang. Kebanyakan veteran tersebut mengalami gangguan mental pasca trauma di akhir tahun 1940an dan awal tahun 1950an. Semenjak itulah psikoterapi mulai berkembang dalam praktik psikologi klinis, terutama untuk menangani kasus-kasus gangguan pasca trauma tersebut.
Jurnal psikologi klinis terbitan American psychological Association (APA) terkini menunjukkan bahwa psikologi klinis telah merambah ke semua lini kehidupan baik itu di tingkat individu, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat luas, maupun dunia global. Psikologi klinis tidak hanya untuk kesehatan mental saja tetapi juga untuk kesehatan fisik, tidak  hanya untuk individu saja tapi untuk masyarakat. Orientasi psikologi klinis tidak hanya dalam sektor pribadi saja tetapi juga sektor publik, dan tidak hanya berdasarkan psikopatologi tapi lebih pada kesejahteraan masyarakat. Di sini terlihat bahwa psikologi klinis bukan bidang statis, tapi berkembang pesat sesuai tuntutan zaman.
            Di indonesia, seperti juga di dunia, usia Psikologi dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain relatif masih amat muda. Psikologi di indonesia berawal dari biro (nama biro di sini identik dengan kantor yang menangani suatu urusan) Psikoteknik peninggalan Belanda, di Universitas Indonesia (UI) oleh Prof. Slamet Iman Santoso. Almarhum adalah seorang Psikoterapi dan mengembangkan program studi Psikologi di UI awal tahun 1950 di Fakultas Kedokteran. Di Universitas Padjajaran (UNPAD), Psikologi berkembang dari Biro Psikologi Angkatan Darat. Di Yogyakarta, Psikologi berkembang dari bidang pendidikan. Sebelum tahun 1965, psikologi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Sastra, Pendidikan dan Filsafat, di Universitas Gadjah Mada (UGM). Baru pada tanggal 8 januari 1965, jurusan tersebut mandiri menjadi Fakultas Psikologi UGM.



Definisi & Pembahasan
            Psikologi klinis merupakan salah satu jenis psikologi terapan yang sampai sekarang masih sering dipertanyakan arti, kedudukan, dan perannya jika dibandingkan dengan psikiatri. Psikiatri sering dianggap sebagai cabang ilmu kedokteran yang sudah lebih mudah dipahami orang kebanyakan, ialah cabang kedokteran yang menangani penyakit, atau istilah yang dianggap lebih tepat saat ini adalah gangguan kejiwaan. Dalam hal psikologi klinis, bahkan istilah psikologi saja masih banyak orang yang tidak mengetahuinya. Bahkan sejak pertama kali digunakan, pada tahun 1530-an, telah terlihat adanya ketidakpastian mengenai materi apa yang sebenarnya dibahas dalam psikologi itu. Philip Melachton yang pada tahun tersebut merencanangkan adanya psikologi sebagai substansi matakuliah perilaku; ia menyatakan bahwa substansi atau materi psikologi adalah substansi yang melengkapi faal tubuh, malaikat, setan, dan Tuhan yang memunculkan gejala perilaku. Dapat dibayangkan rumitnya, apa yang dihadapi psikologi klinis kalau psikologi dianggap ilmu tentang materi tersebut. Kemudian, para fungsionalis menganggap bahwa materi psikologi adalah mental atau fungsi psikis, seperti emosi dan daya pikir. Namun hal tersebut tidak cukup sederhana untuk dipahami, karena hampir seluruhnya merupakan gejala yang tidak dapat diketahui/diamati secara langsung.
            Pada tahun 1920-an, muncul Watson yang menghendaki adanya materi psikologi berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang obyektif, dapat diukur dan diamati, ialah perilaku teramati semata-mata, yang bagi penentangnya dianggap menghilangkan “ruh” psikologi. Oleh karena itu, hanya sebagian dari psikologi klinis yang menerima syarat ilmiah; yang tidak bergabung ini,  kemudian “bergabung” dalam gerakan “pascamodern”. Perkembangan psikologi berikutnya menjadi  lebih rumit lagi, karena sangat banyak mengikuti perkembangan filsafat dan budaya, bahkan agama, terutama tentang hakekat manusia dan metodologi ilmu yang merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu epistemologi. Jadi, psikologi klinis sesuai dengan perkembangan materi psikologi pada umumnya, juga menghadapi masalah yang sama, yakni kerumitan mengenai apa yang sebenarnya dibaca oleh psikologi, yaitu jiwa, ruh, mental, perilaku, pengalaman, penghayatan, dan lain-lain.
Psikologi klinis dapat diartikan secara sempit atau luas, secara sempit psikologi klinis tugasnya adalah mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di rumah sakit. Secara luas, psikologi klinis merupakan bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan emosional pada manusia, tidak memandang apakah abnormal atau subnormal.
            Psikologi klinis meneropong gejala-gejala yang dapat mengurangi kemungkinan manusia untuk berbahagia. Kebahagian erat hubungannya dengan kehidupan emosional-sensitif dan harus dibedakan dengan kepuasan yang lebih berhubungan dengan segi-segi rasional, intelektual (Yap kie Hien, 1968). Phares (1992), psikologi klinis menunjuk pada bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder) atau tingkah laku abnormal.

Istilah Psikologi Klinis
            Penggabungan istilah psikologi yang terkait dengan psikologi akademik atau psikologi sebagai ilmu, dengan istilah klinik yang artinya tempat orang berobat. Dan dilakukan pertama kali oleh L Witmer (Arieti, 1959 & Phares, 1993). Dari penggabungan ini dapat dilihat bahwa bidang terapan ini berpijak pada dua displin ilmu yang berbeda yakni psikologi akademik dan kedokteran, khususnya psikiatri.
            Klinik Psikologi pertama kali didirikan Witmer pada tahun 1890. Pada klinik ini tugas Psikologi adalah memeriksa anak-anak yang mengalami kesulitan menerima pelajaran. Klinik Psikologi pada waktu itu tidak bergerak sebagai badan pelayanann bagi orang sakit atau orang-orang yang mengalami gangguan penyesuaian diri, tetapi merupakan badan pendidikan. Oleh karena berasal dari dua displin ilmu yang berbeda Psikologi dan Psikiatri, maka timbul beberapa masalah dalam Psikologi Klinis, yakni dalam hal identitas, definisi istilah-istilah dan kewenangan melakukan psikoterapi.
            Seringkali psikolog dan kedokteran menggunakan istlah-istilah yang sama, sebagai contoh emosi, kesadaran, pemikiran, stereotipi, dll. Kedua disiplin ini mempunyai penjelasan dan perincian yang berbeda untuk istilah-istilah tersebut. Sebagai contoh, kalangan psikiatri memandang emosi sebagai suatu sifat umum dan bertentangan dengan rasio. Kalangan psikologi berpendapat bahwa emosi ada bermacam-macam dan bergantung pada penilaian (erasional) atas situasi-situasi yang dihadapinya, jadi lebih membahas pengalaman-pengalaman emosi yang spesifik.

2. Jelaskan manfaat dari psikologi klinis!
             Psikologi klinis adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal. Sehingga manfaatnya dapat memahami keadaan psikologis individu yang tidak normal, dapat mencegah psikologis individu yang tidak normal, dapat memulihkan keadaan psikologi individu dari yang tidak normal menjadi normal. Membuat suatu terobosan baru dalam ilmu psikologi dan mampu membantu orang lain yang kurang mampu, bisa juga untuk kegiatan sosial untuk psikologi sendiri.

Psikotest Online Yang Ada di Internet



PSIKOTEST ONLINE
       (Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Softskill Psikologi & Teknologi Internet)

1. Pendahuluan / Kasus

Penggunaan internet sekarang ini memang sedang marak-maraknya ada di Indonesia dimana hampir semua siswa/mahasiswa menggunakan fasilitas internet itu sendiri dan juga banyak orang dewasa yang dapat menggunakan internet itu sendiri. Penggunaan internet tersebut menjadi marak karena adanya dampak globalisasi yang mendunia dan mewabah ke seluruh penjuru negara seperti negara berkembang. Dengan adanya globalisasi tersebut merubah pola pikir manusia menjadi mencari sesuatu yang lebih praktis, instan (sesuatu yang cepat saji) dan ingin memakai sesuatu benda yang dapat mempermudah serta mempercepat suatu pekerjaan kita. Dengan adanya globalisasi juga membuat budaya-budaya dari negara yang dimasuki oleh globalisasi tersebut menjadi luntur dan jarang dijamah oleh orang-orang yang terkena dari dampak globalisasi itu sendiri. Dengan adanya globalisasi di jaman sekarang, membuat orang-orang lebih mudah untuk mengerjakan sesuatu hal, sebagai contoh penggunaan komputer dan laptop yang semakin marak di dunia pekerjaan dan pendidikan yang membuat dunia pekerjaan dan pendidikan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan jaman dahulu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pola pikiran manusia sangatlah berperan penting. Globalisasi juga membuat gaya modernisasi di dalam pikiran manusia, biasanya negara yang terkena dampak globalisasi adalah negara yang sedang berkembang sehingga membuat negara yang sedang berkembang itu mengikuti proses lingkup dunia dan berbaur dengan budayanya sendiri. Globalisasi tersebut menimbulkan adanya banyak pro dan kontra yang bertebaran di negara yang dimasukinya tersebut, menurut saya pribadi dengan adanya globalisasi itu sendiri menimbulkan lebih banyak keuntungan daripada kerugian untuk masa yang modern untuk sekarang ini. Sekarang saya akan membahas tentang sesuatu yang timbul akibat dari globalisasi yang ada di Indonesia, yaitu tentang adanya psikotest online yang marak ada di internet dan sangat mudah dicari oleh pengguna-pengguna internet itu sendiri. Seseorang akan sangat mudah untuk mendapat contoh soal psikotest dan mengerjakannya tanpa harus repot-repot untuk pergi ke suatu substansi-substansi agar dapat mengerjakan psikotest itu sendiri, dan hal tersebut juga pastinya akan menimbulkan pro dan kontra dan masing-masing individu dan juga pasti akan menimbulkan dmapak positif serta juga dampak negatif dari adanya psikotest online yang tentunya sudah tidak asing di telinga orang-orang yang berkecimpung ke dalam dunia tersebut. Saya akan menjelaskan sedikit apa itu psikotest (pengertian dari psikotest/definisi dari psikotest itu sendiri), dampak-dampaknya (dampak positif dan dampak negatif) dengan adanya psikotest online yang ada, perspektif/pandangan saya terhadap psikotest itu sendiri, saran dan kesimpulan dan masih banyak lagi pembahasan yang akan saya bahas dalam posting-an untuk tugas softskill saya yang satu ini. Sekian bagian pendahuluan dari tugas softskill saya, berikut adalah isi teori, analisa dari adanya psikotest online yang ada di internet yang tentunya ada di Indonesia ini.

2. Isi / Teori

          Suatu test dapat didefinisikan sebagai teknik yang digunakan untuk mengetahui atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental/tugas yang menghasilkan skor; atau prosedur yang bersifat sistematik untuk membandingkan dua individu atau lebih. Test tersebut juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian pertanyaan untuk mendapatkan laporan mengenai kemampuan, kepribadian, kognisi dan catatan menyeluruh tentang penampilan, kecakapan seseorang dalam kehidupan nyata. Psikotest merupakan salah satu contoh dari test psikologi yang bertujuan untuk menilai pembangunan psikologis seseorang seperti fungsi kognitif dan emosional. Test ini juga bisa diberikan dalam bentuk visual ataupun secara tulisan. Pada umumnya, psikotest juga bertujuan untuk mengetahui minat dan bakat seseorang dalam suatu hal ataupun sebagai syarat untuk penerimaan pegawai baru di dalam sebuah perusahaan. Hasil yang terlihat pada psikotest ini bersifat subjektif. Pada dasarnya hasil yang ada pada tes ini bukan hanya untuk mengetahui IQ seseorang, namun juga dapat melihat karakteristik dari individu tersebut. Tujuan dilakukannya test psikologi sebagai berikut:
Tujuan dari Test Psikologi:
1. Mengetahui kemampuan seseorang dan membuat kemampuan seseorang menjadi jelas.
2. Digunakan untuk menseleksi seseorang
3. Menempatkan seseorang berada pada kategori yang sudah ada
4. Membuat program yang lebih bermakna
5. Dapat mendiagnosa kemampuan seseorang
6. Bimbingan Konseling (awal, tengah, akhir)
7. Memotivasi seseorang dan membangkitkan minat seseorang
8. Pemberian sertifikat yang nyata
9. Dapat dijadikan sebagai bahan dari penelitian
Jenis-jenis Dari Psikotest antara lain :
a. Army Alpha Intelegence Test
Test ini terdiri atas 12 soal yang berisi gabungan deretan angka dan deretan bentuk geometri. Soal satu dengan soal yang lainnya kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam test ini adalah kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan akurat.
b. Wartegg Test
Test ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentuk-bentuk tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak atau balok, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Individu yang melakukan akan diminta menggambarkannya kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek.

c.. Tes Logika Penalaran
Test Logika Penalaran ini terdiri atas deret gambar baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam test Logika Penalaran ini adalah untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian melakukan prediksi atau penilaian berdasarkan pola anda tersebut.
d. Tes tanggung jawab.
Test ini dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan mempertanggung jawabkan atau mengambil risiko dalam suatu tindakan dalam mengambil suatu keputusan dalam perusahaan. Contoh soal : Ketika muncul suatu masalah dalam pekerjaan yang kebetulan ada kaitannya dengan halhal yang menjadi kewajiban saya, maka saya …
A. Seseorang tersebut akan bertanggung jawab dan mencari solusinya
B. Akan mencari kambing hitam penyebab masalah.
C. Seharusnya ada orang lain yang akan membantunya dalam masalah ini.
D. Membiarkan masalah tersebut terus berlangsung.
E. Melihat dulu, apa ada pihak lain dalam masalah yang rumit ini

Lee J. Cronbach dalam Essentials of Psychological Testing edisi tahun 1949, membagi dua kelompok besar tes psikologi ini, yaitu berikut ini :
1.    Test Kebiasaan (Kepribadian)
     Tes prestasi khusus digunakan dalam meneliti kebiasaan dan kepribadian seseorang. Ada sedikit nilai yang dapat menentukan seberapa sopan peserta test yang diinginkan. Aspek kepribadian peserta test, misalnya dalam hal kejujuran, keterbukaan, dan emosional. Kepribadian biasanya dianalisis dengan cara menggambarkan tanpa usaha yang dibuat untuk mempertimbangkan sifat-sifat yang diharapkan.
2.    Test Kemampuan (intelegensi)
     Test ini digunakan suatu indinvidu untuk mengetahui prestasi maksimal yang diperlukan dalam meneliti kemampuan dan kecakapan.
     Kecakapan merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh tindakan melalui penelitian sehingga kemampuan seseorang tersebut dapat terlihat lebih nyata. Kemampuan dapat diartikan sebagai prestasi seseorang atas tugas yang diberikan saat itu dengan motivasi maksimal, tetapi ditujukan dengan tanpa pelatihan, kemampuan tak mungkin lebih baik dari kecakapan. Terkadang faktor emosional turut mempengaruhi sehingga kemampuan tidak dapat muncul seperti aslinya.
     Test prestasi maksimum termasuk dalam bentuk test kemampuan. Test kemampuan mendefinisikan kata yang digunakan untuk memprediksi prestasi akademik.
           
Penggolongan test psikologi dapat dibagi secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Personality Test (Tes Kepribadian)
     Tes kepribadian ini digunakan untuk mengukur atau menilai kepribadian pelamar. Kepribadian bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau buruk. Tiap kepribadian mempunyai dua sisi yang saling berkait, yakni memiliki kelemahan serta kekuatan. Seseorang yang memiliki sifat extrovert pun tidak selalu baik. Demikian pula sifat introvert tidak dapat dikatakan jelek. Jika disebutkan satu persatu mungkin terdapat ratusan bagian dari kepribadian misalnya kejujuran, tanggung jawab, pendiam, humoris, nakal, emosional, keras kepala, pkerja keras, malas, patuh, lugu, kreatif.

2.      Achievement Test (Tes Prestasi)
     Test ini digunakan untuk mengukur hasil kerja para pelamar. Bila seseorang menyatakan mengetahui atau memahami suatu hal, tes ini menguji seberapa jauh pengetahuan itu. Semua test psikologi mencakup tes prestasi.

3.    Interest Test (Tes Minat)
     Test minat digunakan untuk mengetahui minat seseorang. Untuk pekerjaan yang lebih spesifik, seperti guru, manager, akuntan, dokter, tes ini sangat dibutuhkan.
     Tes ini memang jarang digunakan para psikolog yang biasa menyelenggarakan tes dalam rangka rekuitmen, tetapi dalam soal-soal test kepribadian (personality test) test ini terkandung didalamnya.

4.    Aptitude Test (Tes Bakat)
     Test bakat digunakan untuk mengukur bakat atau kemampuan, yang mungkin telah dikembangkan atau masih terpendam dan tidak dipergunakan. Tujuannya adalah memprediksi kecakapan belajar para pelamar dikemudian hari. Test ini lebih cocok bagi calon pelamar yang belum berpengalaman seperti ahli mesin, ahli bahasa, ahli musik dan ahli seni.

5.    Intelligence Test (Tes Kecerdasan)
     Test kecerdasan paling luas penggunaannya. Hampir setiap posisi pekerjaan mengadakan test semacam ini. Tujuannya adalah menegetahui kemampuan seseorang dalam kerangka berpikir secara logis dan total.
     Dalam test inteligensi dibagi menjadi dua bentuk soal, yaitu:
a.    Soal tertutup, yaitu pada soal sudah tersedia jawabannya sehingga peserta tes dapat memilih jawaban yang paling benar.
     Soal ini mudah, tetapi karena jawaban yang tersedia hampir mirip atau bahkan mirip, dibutuhkan ketelitian dalam waktu sangat singkat
b.  Soal terbuka, yaitu pada soal belum tersedia jawaban sehingga peserta tes harus menjawab sesuai kemampuannya jawaban bisa berbeda-beda, bergantung pada kemampuan setiap peserta dalam menangkap isi soal.

3. Analisa

Menurut pengamatan saya dengan adanya psikotest online ini sangat menimbulkan pro dan kontra yang ada di dalam masyarakat itu sendiri dikarenakan banyak sekali kegunaannya dengan memudahkan-memudahkan seseorang untuk menjangkau dan mengerjakan soal psikotest tersebut dan dapat dengan mudah juga untuk mendapatkan hasilnya itu sendiri, dimana seseorang harus pergi ke suatu instansi untuk melakukan suatu test psikologi dan harus menunggu hasilnya berhari-hari kemudian, tetapi dengan hanya menggunakan seperangkat keras yang tidak bernyawa kita mampu melakukan psikotest ini. Meskipun hasil dari psikotest online yang ada di internet ini dapat dibilang kurang akurat dibandingkan dengan melakukan psikotest yang langsung dengan suatu instansi tetapi hal ini juga sering digunakan menjadi pacuan seseorang. Sehingga apabila saya ditanya apakah baik dengan adanya psikotest online ini maka saya sebagai mahasiswa psikologi akan mengatakan tidak baik, dikarenakan akan merugikan juga sarjana-sarjana psikologi yang ada. Berikut saya akan menjelaskan apa saja dampak-dampak yang ada dengan adanya psikotest online yang ada di internet ini, yaitu adanya dampak negatif dan dampak positif dalam adanya psikotest online yang ada di internet ini.

Dampak negatif dari adanya psikotest online yang ada di internet:
1. Dapat merugikan sarjana-sarjana psikologi. Dimana sarjana psikologi tersebut tidak terpakai lagi untuk melakukan suatu test-test psikologi ini dan juga dengan menggunakan internet dapat mengakses dan mengerjakan soal-soal dari psikotest online tersebut.
2. Hasilnya kurang efektif dan kurang akurat. Dimana hasilnya tersebut pasti akan ada kekurangannya apabila dibandingkan dengan menggunakan test dengan pergi ke instansi dari test psikologi itu sendiri.
3. Membuat masyarakat menjadi memilih cara yang instan tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan
4. Dapat menimbulkan kesalahpahaman dari orang yang melakukan psikotest online yang ada di internet ini, seperti contohnya: mendapatkan hasil test yang buruk padahal hasil test yang sebenarnya tidak buruk.
5. Dari no.4 yang di atas dapat membuat kepercayaan diri seseorang menjadi turun karena mendapatkan hasil test yang tidak akurat.

Dampak positif dari adanya psikotest online yang ada di internet:
1. Apabila seseorang beruntung dan menemukan situs yang benar-benar bagus dan akurat maka hasil test tersebut dapat digunakan sebagai acuan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dari orang apabila mendapatkan hasil yang bagus.
2. Menekan pengeluaran dari seseorang karena tidak perlu untuk ribet lagi untuk melakukan psikotest ke instansi psikotest tersebut
3. Tidak perlu untuk membuang-buang waktu untuk melakukan psikotest tersebut di instansi psikotest.
4. Memiliki pegangan dalam psikotest tersebut dengan cara yang praktis

Saran: Lebih baik di internet digunakan aplikasi berbayar dalam psikotest online ini karena dengan adanya aplikasi berbayar tersebut dalam psikotest online ini akan berdampak lebih positif. Positifnya itu seperti mendapatkan hasil yang akurat dan efektif dan tidak memakan biaya yang cukup besar dalam melakukan test ini, dapat mengirit waktu, biaya  dan lain-lain sehingga orang lain juga akan percaya dengan psikotest online ini sendiri apabila diadakannya aplikasi berbayar dalam psikotest onlien itu sendiri.

Kesimpulan: Psikotest online menimbulkan pro dan kontra yang dapat dibicarakan dewasa ini, juga menimbulkan dampak negatif serta dampak positif. Tetapi lebih banyak menimbulkan dampak negatif tersebut seperti merugikan suatu orang yaitu sarjana psikologi, dengan hasil yang tidak selalu akurat dan sebagainya.

4. Referensi

-          Widayat, Bagus. (2006). Psikotes TPA & Wawancara Kerja. Yogyakarta: ImagePress.