Jumat, 11 Oktober 2013

Sejarah dan Manfaat dari Psikologi Klinis



Nama: Adam Tirtaputra                          NPM: 10512115
Kelas: 2PA09

1. Jelaskan mengenai sejarah psikologi klinis dan perkembangannya hingga sekarang ini !
Sejarah Psikologi Klinis
Pada awalnya sebelum Perang Dunia II, psikologi klinis di Amerika Serikat hanya terbatas pada penggunaan tes psikologis, untuk menegakkan diagnosis gangguan yang dialami individu. Hal ini tidak mengherankan karena psikologi klinis dikembangkan oleh dokter yang dulunya disebut diagnostisian (lih. Yalom, 2005,sebuah buku novel tentang Freud muda dan mentornys Breuer). Baru setelah perang usai, psikologi klinis mulai dikembangkan untuk menangani veteran yang mengalami gangguan mental pasca perang. Kebanyakan veteran tersebut mengalami gangguan mental pasca trauma di akhir tahun 1940an dan awal tahun 1950an. Semenjak itulah psikoterapi mulai berkembang dalam praktik psikologi klinis, terutama untuk menangani kasus-kasus gangguan pasca trauma tersebut.
Jurnal psikologi klinis terbitan American psychological Association (APA) terkini menunjukkan bahwa psikologi klinis telah merambah ke semua lini kehidupan baik itu di tingkat individu, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat luas, maupun dunia global. Psikologi klinis tidak hanya untuk kesehatan mental saja tetapi juga untuk kesehatan fisik, tidak  hanya untuk individu saja tapi untuk masyarakat. Orientasi psikologi klinis tidak hanya dalam sektor pribadi saja tetapi juga sektor publik, dan tidak hanya berdasarkan psikopatologi tapi lebih pada kesejahteraan masyarakat. Di sini terlihat bahwa psikologi klinis bukan bidang statis, tapi berkembang pesat sesuai tuntutan zaman.
            Di indonesia, seperti juga di dunia, usia Psikologi dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain relatif masih amat muda. Psikologi di indonesia berawal dari biro (nama biro di sini identik dengan kantor yang menangani suatu urusan) Psikoteknik peninggalan Belanda, di Universitas Indonesia (UI) oleh Prof. Slamet Iman Santoso. Almarhum adalah seorang Psikoterapi dan mengembangkan program studi Psikologi di UI awal tahun 1950 di Fakultas Kedokteran. Di Universitas Padjajaran (UNPAD), Psikologi berkembang dari Biro Psikologi Angkatan Darat. Di Yogyakarta, Psikologi berkembang dari bidang pendidikan. Sebelum tahun 1965, psikologi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Sastra, Pendidikan dan Filsafat, di Universitas Gadjah Mada (UGM). Baru pada tanggal 8 januari 1965, jurusan tersebut mandiri menjadi Fakultas Psikologi UGM.



Definisi & Pembahasan
            Psikologi klinis merupakan salah satu jenis psikologi terapan yang sampai sekarang masih sering dipertanyakan arti, kedudukan, dan perannya jika dibandingkan dengan psikiatri. Psikiatri sering dianggap sebagai cabang ilmu kedokteran yang sudah lebih mudah dipahami orang kebanyakan, ialah cabang kedokteran yang menangani penyakit, atau istilah yang dianggap lebih tepat saat ini adalah gangguan kejiwaan. Dalam hal psikologi klinis, bahkan istilah psikologi saja masih banyak orang yang tidak mengetahuinya. Bahkan sejak pertama kali digunakan, pada tahun 1530-an, telah terlihat adanya ketidakpastian mengenai materi apa yang sebenarnya dibahas dalam psikologi itu. Philip Melachton yang pada tahun tersebut merencanangkan adanya psikologi sebagai substansi matakuliah perilaku; ia menyatakan bahwa substansi atau materi psikologi adalah substansi yang melengkapi faal tubuh, malaikat, setan, dan Tuhan yang memunculkan gejala perilaku. Dapat dibayangkan rumitnya, apa yang dihadapi psikologi klinis kalau psikologi dianggap ilmu tentang materi tersebut. Kemudian, para fungsionalis menganggap bahwa materi psikologi adalah mental atau fungsi psikis, seperti emosi dan daya pikir. Namun hal tersebut tidak cukup sederhana untuk dipahami, karena hampir seluruhnya merupakan gejala yang tidak dapat diketahui/diamati secara langsung.
            Pada tahun 1920-an, muncul Watson yang menghendaki adanya materi psikologi berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang obyektif, dapat diukur dan diamati, ialah perilaku teramati semata-mata, yang bagi penentangnya dianggap menghilangkan “ruh” psikologi. Oleh karena itu, hanya sebagian dari psikologi klinis yang menerima syarat ilmiah; yang tidak bergabung ini,  kemudian “bergabung” dalam gerakan “pascamodern”. Perkembangan psikologi berikutnya menjadi  lebih rumit lagi, karena sangat banyak mengikuti perkembangan filsafat dan budaya, bahkan agama, terutama tentang hakekat manusia dan metodologi ilmu yang merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu epistemologi. Jadi, psikologi klinis sesuai dengan perkembangan materi psikologi pada umumnya, juga menghadapi masalah yang sama, yakni kerumitan mengenai apa yang sebenarnya dibaca oleh psikologi, yaitu jiwa, ruh, mental, perilaku, pengalaman, penghayatan, dan lain-lain.
Psikologi klinis dapat diartikan secara sempit atau luas, secara sempit psikologi klinis tugasnya adalah mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di rumah sakit. Secara luas, psikologi klinis merupakan bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan emosional pada manusia, tidak memandang apakah abnormal atau subnormal.
            Psikologi klinis meneropong gejala-gejala yang dapat mengurangi kemungkinan manusia untuk berbahagia. Kebahagian erat hubungannya dengan kehidupan emosional-sensitif dan harus dibedakan dengan kepuasan yang lebih berhubungan dengan segi-segi rasional, intelektual (Yap kie Hien, 1968). Phares (1992), psikologi klinis menunjuk pada bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder) atau tingkah laku abnormal.

Istilah Psikologi Klinis
            Penggabungan istilah psikologi yang terkait dengan psikologi akademik atau psikologi sebagai ilmu, dengan istilah klinik yang artinya tempat orang berobat. Dan dilakukan pertama kali oleh L Witmer (Arieti, 1959 & Phares, 1993). Dari penggabungan ini dapat dilihat bahwa bidang terapan ini berpijak pada dua displin ilmu yang berbeda yakni psikologi akademik dan kedokteran, khususnya psikiatri.
            Klinik Psikologi pertama kali didirikan Witmer pada tahun 1890. Pada klinik ini tugas Psikologi adalah memeriksa anak-anak yang mengalami kesulitan menerima pelajaran. Klinik Psikologi pada waktu itu tidak bergerak sebagai badan pelayanann bagi orang sakit atau orang-orang yang mengalami gangguan penyesuaian diri, tetapi merupakan badan pendidikan. Oleh karena berasal dari dua displin ilmu yang berbeda Psikologi dan Psikiatri, maka timbul beberapa masalah dalam Psikologi Klinis, yakni dalam hal identitas, definisi istilah-istilah dan kewenangan melakukan psikoterapi.
            Seringkali psikolog dan kedokteran menggunakan istlah-istilah yang sama, sebagai contoh emosi, kesadaran, pemikiran, stereotipi, dll. Kedua disiplin ini mempunyai penjelasan dan perincian yang berbeda untuk istilah-istilah tersebut. Sebagai contoh, kalangan psikiatri memandang emosi sebagai suatu sifat umum dan bertentangan dengan rasio. Kalangan psikologi berpendapat bahwa emosi ada bermacam-macam dan bergantung pada penilaian (erasional) atas situasi-situasi yang dihadapinya, jadi lebih membahas pengalaman-pengalaman emosi yang spesifik.

2. Jelaskan manfaat dari psikologi klinis!
             Psikologi klinis adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal. Sehingga manfaatnya dapat memahami keadaan psikologis individu yang tidak normal, dapat mencegah psikologis individu yang tidak normal, dapat memulihkan keadaan psikologi individu dari yang tidak normal menjadi normal. Membuat suatu terobosan baru dalam ilmu psikologi dan mampu membantu orang lain yang kurang mampu, bisa juga untuk kegiatan sosial untuk psikologi sendiri.

1 komentar: