· Heuristik dan Pemrosesan Otomatis dalam Kognisi Sosial: Bagaimana
Mengurangi Usaha Kita dalam Kognisi Sosial
Pada awal bab ini telah dipaparkan sebuah kejadian di mana
seorang pengemudi yang sedang berbicara di telepon genggamnya tanpa disadari mengemudikan
mobilnya ke perempatan jalan yang ramai walaupun lampu lalu lintas masih
menunjukkan warna merah. Satu alasan mengapa ini bisa terjadi adalah kapasitas
kognitif yang cukup untuk bisa berkendara dengan aman, meskipun ia sudah sangat
terlatih mengendarai mobil dan biasanya ia dapat melakukannya dengan sedikit
atau tanpa perhatian. Pendek kata, ia mungkin telah memasuki suatu keadaan Kejenuhan Informasi (information overload), Kejenuhan Informasi adalah suatu keadaan
di mana pengolahan informasi kita telah berada di luar kapasitas kemampuan yang
sesungguhnya. Karena cukup sering menghadapi situasi seperti ini, kita
menggunakan berbagai strategi untuk melebarkan kapasitas kognitif--untuk bisa
melakukan lebih banyak dengan usaha yang lebih sedikit. Supaya berhasil,
berbagai strategi tersebut harus memenuhi dua persyaratan yaitu harus
menyediakan cara yang cepat dan sederhana untuk dapat mengolah informasi sosial
dalam jumlah banyak, dan harus dapat digunakan—harus berhasil. Banyak jalan
pintas yang berpotensi untuk mengurangi usaha mental, namun di antara jalan
pintas tersebut mungkin yang paling berguna adalah heuristik (heuristics).
Heuristik adalah aturan sederhana untuk membuat keputusan kompleks atau untuk
menarik kesimpulan secara cepat dan seakan tanpa usaha yang berarti. Jenis
Heuristik ada 2, yaitu:
1. Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness): Sebuah strategi untuk membuat penilaian berdasarkan
pada sejauh mana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai kemiripan dengan
stimuli atau kategori yang lain. Contoh:
Kita mengenal Tika sebagai pribadi yang teratur, ramah, rapi, memiliki
perpustakaan di rumahnya dan sedikit pemalu. Namun kita tidak mengetahui
pekerjaannya. Mungkin kita langsung menilainya sebagai pustakawan. Dengan kata lain,
kita menilai berdasarkan: semakin mirip seseorang dengan ciri-ciri khas
orang-orang dari suatu kelompok, semakin mungkin ia merupakan bagian dari
kelompok tersebut.
2. Heuristik ketersediaan (availability heuristic): Sebuah strategi untuk membuat keputusan
berdasarkan seberapa mudah suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan
dalam pikiran kita. Heuristic ini dapat mengarahkan kita untuk
melebih-lebihkan kemungkinan munculnya peristiwa dramatis, namun jarang, karena
peristiwa itu mudah masuk ke pikiran kita. Contoh: Banyak orang merasa lebih
takut tewas dalam kecelakaan pesawat daripada kecelakaan di darat. Hal ini
karena fakta bahwa kecelakaan pesawat jauh lebih dramatis dan menyedot lebih
banyak perhatian media. Akibatnya, kecelakaan pesawat lebih mudah terpikir
sehingga berpengaruh lebih kuat dalam penilaian individu. Heuristic ini
berhubungan dengan proses pemaparan awal (priming)—meningkatnya
ketersediaan informasi sebagai hasil dari sering hadirnya rangsangan atau
peristiwa-peristiwa khusus. Pemaparan awal bisa muncul bahkan ketika individu
tidak sadar akan adanya rangsangan yang telah dipaparkan sebelumnya—disebut
juga pemaparan awal otomatis.
·
Pemrosesan Otomatis dalam Kognisi Sosial: Bagaimana
Kita Mengatur untuk Melakukan Dua Hal Pada Satu Waktu
Cara lain untuk mengatasi fakta bahwa dunia sosial
bersifat kompleks, sementara kapasitas pemrosesan informasi kita terbatas
adalah dengan melakukan banyak aktivitas—mencakup beberapa aspek pemikiran
sosial dan perilaku sosial—secara otomatis (atau yang biasa disebut oleh para
psikolog sebagai pemrosesan otomatis atau automatic
processing). Pemrosesan otomatis (automatic
processing) yang terjadi ketika, setelah
berpengalaman melakukan suatu tugas atau mengolah suatu onformasi tertentu yang
seakan tanpa perlu usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa begitu teraktivasi, skema dan kerangka mental
lainnya dapat mempengaruhi tidak hanya pemikiran sosial, tapi juga perilaku
sosial. Contohnya: Saat pertama kali belajar sepeda, kita memerlukan perhatian
khusus dalam mengendarainya. Seiring dengan berkembangnya keahlian bersepeda
kita, kita dapat melakukan tugas-tugas lain seperti berbicara sambil bersepeda.
Jadi, sering kali pergantian dari pemrosesan terkontrol (controlled processing—yang penuh dengan usaha dan kesadaran) ke
pemrosesan otomatis merupakan sesuatu yang kita inginkan, karena proses ini
dapat menghemat banyak usaha.
Hal ini berlaku juga pada kognisi sosial. Contohnya, ketika
kita memiliki skema tentang kelompok sosial tertentu (misalnya dokter atau
profesi-profesi lain), kita memiliki cara singkat untuk berpikir mengenai ciri
dari anggota kelompok profesi tersebut. Misalnya kita dapat berasumsi bahwa
semua dokter sibuk, jadi penting untuk bicara tanpa basa-basi dengan mereka;
bahwa mereka pintar namun tidak selalu memiliki tenggang rasa; dan seterusnya.
Namun biasanya, kemudahan dan efisiensi berpikir ini juga diikuti oleh
kemungkinan hilangnya akurasi. Contohnya, bukti yang terus bertambah menunjukkan
bahwa satu jenis skema yaitu stereotip bisa teraktivasi secara otomatis dan
tanpa disadari oleh ciri-ciri fisik suatu kelompok tertentu. Jadi, kulit gelap
dapat secara otomatis memicu stereotip negatif mengenai orang Africa-America
walaupun orang tersebut tidak memiliki intensi untuk berpikir mengenai
stereotip ini. Sejalan dengan ini, sikap (keyakinan dan evaluasi terhadap aspek
tertentu dari dunia sosial) dapat secara otomatis dipicu hanya oleh kehadiran
dari objek sikapnya. Pemrosesan otomatis seperti ini tentunya dapat mengarah
pada kesalahan yang serius.
Sumber:
Baron, R. A., Bryne, D. (2003). Psikologi sosial jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar